Rabu, 31 Agustus 2016

PERGURUAN SETIA HATI TUHU TEKAD ( SHTT ) PUSAT MADIUN

SEKILAS PANDANG TENTANG PERGURUAN PENCAK SILAT SETIA HATI TUHU TEKAD PUSAT MADIUN Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun, Didirikan oleh Raden Singgih pada Tahun 1918, dan mempunyai murid bernama Raden Soekotjo yaitu adik kandung dari Raden Singgih itu sendiri, Raden Soekotjo adalah selaku Guru Besar Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun yang memiliki Padepokan Pusat yaitu diSewulan Dagangan Madiun, dan kemudian dikembangkan oleh murid - muridnya diantaranya yaitu Drs. Agus Rijanto selaku Ketua Umum (Menjabat sejak 1982 hingga sekarang), dan kemudian berkembang diberbagai daerah sebagai cabang - cabang dari Setia Hati Tuhu Tekad. Adapun sistem perguruan ini tidak terlepas dari Pendidikan dan Pengajaran, yaitu yang dimaksud mendidik disini adalah memberikan atau menanamkan tabiat yang baik agar anak didik mempunyai sifat yang baik dan berpribadi utama, adapun yang dimaksud mengajar adalah memberikan pengetahuan kepada anak agar anak dapat mengetahui peristiwa - peristiwa, hukum - hukum atau proses daripada suatu ilmu pengetahuan.Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad telah melahirkan pendekar - pendekar yang berpribadi utama, berbudi pekerti yang luhur, suka menolong dan melindungi yang lemah. Adapun sesanti perguruan Setia Hati Tuhu Tekad adalah SURO DIRO JOYONINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI Lambang Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad

Foto Ketua Umum Perguruan SETIA HATI TUHU TEKAD PUSAT MADIUN
Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT) Pusat Madiun bersama KRAT. H. Tarmaji Budi Harsono, SE selaku Ketua Paguyuban Pencak Silat Madiun
Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad Pusat Madiun Bersama Ketua IPSI Kab. Madiun, Para Ketua Perguruan Beladiri, Dandim, Kapolres dan Kapolresta Yang Tergabung dalam Paguyuban Pencaksilat Madiun
Foto Ketua Perguruan Bersama Para Warga Beladiri PencakSilat Madiun Dalam Acara Pelantikan Dandim, Kapolres dan Kapolresta Madiun menjadi Anggota Baru Paguyuban Pencaksilat Madiun di Gedung Krida Satria Utama (Padepokan Setia Hati Terate)
Foto Para Warga Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT) bersama Warga IKS PI Kera Sakti Pusat Madiun dalam rangka acara Pelantikan Anggota Baru Paguyuban Pencak Silat kab. Kota Madiun
Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad Bersama Para Warganya dalam Acara Penampilan Seni Festival pencak Silat Tradisional dalam rangka Peringatan Hari Jadi Kab. Madiun yang ke 447 di Pendopo Kab. Madiun
Foto Ketua Perguruan Setia Hati Tuhu Tekad Bersama Bupati Madiun,Wakil Bupati Madiun, Ketua IPSI Kab. Madiun, Para Ketua Perguruan,, Dandim, Kapolres, Kapolresta,dan Kajari dalam Acara Penampilan Seni Festival pencak Silat Tradisional dalam rangka Peringatan Hari Jadi Kab. Madiun yang ke 447 di Pendopo Kab. Madiun
Foto Ketua Perguruan bersama Para Warga para atlet Seni Setia Hati Tuhu Tekad (SHTT) Madiun Dalam Acara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Yang ke 70 Di Alun - alun Kab. Madiun
Foto Para Ketua Perguruan bersama Ketua IPSI Kab. Madiun Dalam Acara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Yang ke 70 Di Alun - alun Kab. Madiun

Kamis, 21 April 2016

Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Lambang Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah atau disingkat Tapak Suci, adalah sebuah aliran, perguruan, dan organisasi pencak silat yang merupakan anggota IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Tapak Suci termasuk dalam 10 Perguruan Historis IPSI, yaitu perguruan yang menunjang tumbuh dan berkembangnya IPSI sebagai organisasi. Tapak Suci berasas Islam, bersumber pada Al Qur'an dan As-Sunnah, berjiwa persaudaraan, berada di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi otonom yang ke-11. Tapak Suci berdiri pada tanggal 10 Rabiul Awal 1383 H, atau bertepatan dengan tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Motto dari Tapak Suci adalah "Dengan Iman dan Akhlak saya menjadi kuat, tanpa Iman dan Akhlak saya menjadi lemah".
Arti lambang
Bentuk bulat : Bertekad Bulat. Berdasar biru : Keagungan. Bertepi hitam : Kekal dan abadi melambangkan sifat ALLAH SWT. Bunga Mawar : Keharuman. Warna Merah : Keberanian. Daun Kelopak hijau : Kesempurnaan. Bunga Melati Putih : Kesucian. Jumlah Sebelas : Rukun Islam dan rukun Iman. Tangan Kanan Putih : Keutamaan. Terbuka : Kejujuran. Berjari Rapat : Keeratan. Ibu jari tertekuk : Kerendahan Hati. Sinar Matahari Kuning : Putera Muhammadiyah.
Keseluruhan lambang tersimpul dengan nama "TAPAK SUCI", yang mengandung arti: Bertekad bulat mengagungkan asma ALLAH Subhanahuwata’ala, kekal dan abadi. Dengan keberanian menyerbakkan keharuman dengan sempurna. Dengan Kesucian menunaikan Rukun Islam dan Rukun Iman. Mengutamakan keeratan dan kejujuran dengan rendah hati.
Aliran Tapak Suci, adalah keilmuan pencak silat yang berlandaskan Al Islam, bersih dari syirik dan menyesatkan, dengan sikap mental dan gerak langkah yang merupakan tindak tanduk kesucian dan mengutamakan Iman dan Akhlak, serta berakar pada aliran Banjaran-Kauman, yang kemudian dikembangkan dengan metodis dan dinamis.
Perguruan Tapak Suci, adalah perguruan yang merupakan peleburan sekaligus kelanjutan dari tiga paguron yang pernah ada sebelumnya, yaitu: Kasegu, Seranoman (baca : Sironoman), dan Kauman, berlandaskan Al Islam dan berjiwa ajaran KH. Ahmad Dahlan, membina pencak silat yang berwatak serta berkepribadian Indonesia, melestarikan budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mengabdikan perguruan untuk perjuangan agama, bangsa, dan negara.
Organisasi Tapak Suci berkiprah sebagai organisasi pencak silat, berinduk kepada Ikatan Pencak Silat Indonesia, dan dalam bidang dakwah pergerakan TAPAK SUCI merupakan pencetak kader Muhammadiyah.
Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah berkedudukan di Kauman, Yogyakarta, dan memiliki kantor perwakilan di ibukota negara.

Daftar isi

Sejarah TAPAK SUCI

Sebelum kelahiran Tapak Suci

Tahun 1872, di Banjarnegara lahir seorang putera dari KH.Syuhada, yang kemudian diberi nama Ibrahim. Ibrahim kecil memiliki karakter yang berani dan tangguh sehingga disegani oleh kawan-kawannya. Ibrahim belajar pencak dan kelak menginjak usia remaja telah menunjukkan ketangkasan pencak silat. Setelah menjadi buronan Belanda, Ibrahim berkelana hingga sampai ke Betawi, dan selanjutnya ke Tanah Suci. Sekembalinya dari Tanah Suci, menikah dengan puteri KH.Ali. Ibrahim kemudian mendirikan Pondok Pesantren Binorong di Banjarnegara. Sepulang dari ibadah haji, Ibrahim masih menjadi buronan Belanda, sehingga kemudian berganti nama menjadi KH.Busyro Syuhada. Pondok Pesantren Binorong, berkembang pesat, di antara santri-santrinya antara lain : Achyat adik misan Ibrahim, M. Yasin adik kandung dan Soedirman, yang kelak menjadi Jenderal Besar.
Tahun 1921 dalam konferensi Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, KH. Busyro bertemu pertama kali dengan dua kakak beradik ; A.Dimyati dan M.Wahib. Diawali dengan adu kaweruh antara M.Wahib dengan Achyat (kelak berganti nama menjadi H. Burhan), selanjutnya kedua kakak beradik ini mengangkat KH. Busyro sebagai Guru.
KH. Busyro Syuhada kemudian pindah dan menetap di Yogyakarta sehingga aliran Pencak Silat Banjaran, yang pada awalnya dikembangkan melalui Pondok Pesantren Binorong kemudian dikembangkan di Kauman, Yogyakarta. Atas restu Pendekar Besar KH. Busyro, A. Dimyati dan M.Wahib diizinkan untuk membuka perguruan dan menerima murid. Tahun 1925 dibukalah Perguruan Pencak Silat di Kauman, terkenal dengan nama Cikauman. Perguruan Cikauman, dipimpin langsung oleh Pendekar Besar M. Wahib dan Pendekar Besar A. Dimyati.
Tersebutlah M. Syamsuddin, murid Cikauman yang dinyatakan berhasil dan lulus, diizinkan untuk menerima murid dan mendirikan Perguruan Seranoman. Perguruan Seranoman berletak di kauman sebelah utara, melahirkan seorang Pendekar Muda M. Zahid yang mempunyai seorang murid andalan bernama Moh. Barrie Irsyad.
Pendekar Moh. Barrie Irsyad, sebagai murid angkatan ke-6 yang telah dinyatakan lulus dalam menjalani penggemblengan oleh Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati. Kemudian mendirikan Perguruan KASEGU. Kasegu, merupakan senjata khas yang berlafal Muhammad yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barrie Irsyad.

Kelahiran Tapak Suci

Atas desakan murid-murid Perguruan Kasegu kepada Pendekar Moh. Barrie Irsyad, untuk mendirikan satu perguruan yang mengabungkan perguruan yang sejalur (Cikauman, Seranoman dan Kesegu). PERGURUAN TAPAK SUCI berdiri pada tanggal 31 Juli 1963 di Kauman, Yogyakarta. Ketua Umum pertama Tapak Suci adalah H.Djarnawi Hadikusumo.
Setelah berdiri Tapak Suci menerima permintaan untuk membuka cabang di daerah-daerah. Secara otomatis TAPAK SUCI menjadi wadah silaturahmi para pendekar yang berada di lingkungan Muhammadiyah. Pada tahun 1964, ketika itu Pimpinan Pusat Muhammadiyah diketuai oleh KH.Ahmad Badawi, Tapak Suci diterima menjadi organisasi otonom Muhammadiyah. Nama perguruan menjadi Tapak Suci Putera Muhammadiyah, disingkat Tapak Suci.
Keluarga I Tapak Suci berdiri di Jawa Timur, lalu disusul di Sumatera Selatan, Jakarta, dan Sumatra Barat. Kini Tapak Suci telah menyebar ke Singapura, Belanda, Jerman, Austria, dan Mesir.

Kategori Tingkatan

Terdapat tiga kategori tingkatan:

  1. Siswa dasar(Kuning Polos)
  2. Siswa Satu(Kuning melati cokelat satu)
  3. Siswa Dua (Kuning melati cokelat dua)
  4. Siswa Tiga(Kuning melati cokelat tiga)
  5. Siswa Empat(Kuning melati cokelat empat)
  6. Kader dasar(Biru Polos)
  7. Kader Muda (Biru Melati Merah Satu)
  8. Kader Madya(Biru Melati Merah Dua)
  9. Kader Kepala(Biru Melati Merah Tiga)
  10. Kader Utama(Biru Melati Merah Empat)
  11. Pendekar Muda(Hitam Melati Merah Satu)
  12. Pendekar Madya(Hitam Melati Merah Dua)
  13. Pendekar Kepala(Hitam Melatih Merah Tiga)
  14. Pendekar Utama(Hitam Melati Merah Empat)
  15. Pendekar Besar(Hitam Melati Merah Lima)

Jurus

Sebelum resmi berdiri, jurus-jurus khas Tapak Suci pada awalnya diberi nama dengan nomor, seperti Jurus 1, 2, dst. Setelah TAPAK SUCI dideklarasikan pada tahun 1963, jurus-jurus itu diberi nama dengan nama-nama flora dan fauna. Dasar penamaan ini agar senantiasa mengingat kebesaran Allah yang berkuasa menciptakan segala mahluk. Selain itu hal ini mengandung arti bahwa jurus TAPAK SUCI yang kosong akan sama halnya dengan tumbuhan dan hewan, yang hanya memiliki naluri dan hawa nafsu, tanpa memiliki akal dan budi pekerti, tanpa memiliki Iman dan Akhlak.
Terdapat 8 (delapan) jurus khas di dalam Tapak Suci, yaitu:
  1. Jurus Mawar
  2. Jurus Katak
  3. Jurus Naga
  4. Jurus Ikan Terbang
  5. Jurus Lembu
  6. Jurus Rajawali
  7. Jurus Merpati
  8. Jurus Harimau
Kedelapan Jurus ini diaplikasikan untuk Permainan Tangan Kosong maupun Bersenjata, baik untuk kegunaan olahraga, seni, maupun beladiri. Setiap Jurus ini memiliki Sikap Awal, yaitu sikap awal pesilat yang mendahului setiap permainan jurus. kk

Senjata

Senjata khas Tapak Suci adalah Senjata Segu (Serba Guna)[1], yang diciptakan oleh Pendekar M.Barie Irsjad, belafaz "Muhammad". Sebagai perguruan yang melestarikan seni budaya bangsa yang luhur, TAPAK SUCI merupakan perguruan pencak silat yang juga melestarikan seni beladiri bersenjata. Teknik permainan senjata ini dilestarikan dan dikembangangkan masing-masing oleh para anggota TAPAK SUCI di pusat maupun di daerah.

Karya Tulis

Dalam setiap evaluasi akhir anggota berupa Ujian Kenaikan Tingkat, Tapak Suci menerapkan aturan tentang Karya Tulis. Ini berlaku mulai dari tingkat Kader sampai dengan Pendekar. Karya Tulis menjadi syarat yang wajib dipenuhi oleh anggota yang akan menempuh evaluasi akhir tiap tingkat. Tradisi karya tulis ini sendiri sudah dimulai sejak TAPAK SUCI berdiri pada tahun 1963, dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Dengan Karya Tulis ini Tapak Suci mendorong para kadernya untuk menggali dan menampilkan seni beladiri sebagai sebuah ilmu pengetahuan, yang rasional, dan ilmiah. Selain bentuk karya tulis, para anggota juga dituntut memiliki Karya Nyata. Dari ilmu pengetahuan dihasilkanlah keterampilan. Dari keterampilan itu diwujudkanlah seni. Dengan seni itulah, diharapkan orang menjadi terampil dalam beramal.

Seni Beladiri

Digariskan oleh para pendahulu Tapak Suci bahwa corak khas Tapak Suci adalah sama kuat antara beladiri dan seni. Tapak Suci menampilkan bobot beladiri dalam sebuah bentuk seni pencak silat. Selain itu sebagai pelestari budaya bangsa, Tapak Suci mendorong anggotanya untuk melestarikan seni dan budaya nasional yang berjiwa luhur, jauh dari syirik dan menyesatkan yang akan menodai ajaran luhur itu sendiri.

Pranala Luar

Website Resmi TAPAK SUCI Website Tapak Suci Eropa Tapak Suci Jerman Tapak Suci Belanda Tapak Suci Austria [http://tapaksuci.valenkamp.nl/ Tapak Suci Amsterdam Tapak Suci Asia

Referensi

Muhammadiyah

PORSIGAL

Sejarah PORSIGAL


PORSIGAL (Pendidikan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat) adalah salah satu perkumpuln Bela Diri yang berpusat di Desa Kerjen Kec. Srengat Kab. Blitar dan diasuh langsung oleh KH. Muhammad Gholib Thohir atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Gholib.
Sedikit mengenai sejarah beliau (Mbah Gholib, red)dalam proses menimba ilmu kanuragan dimulai dari Ujung Kulon (Banten)sampai ke Ujung Timur (Banyuwangi) dan pada akhirnya beliau menemukan Guru Sejati yang ternyata tidah jauh dari Kota Kelahiran Beliau Blitar Kota Patria, yaitu kota kecil Tulungagung kira-kira 30 km arah barat kota Blitar. Disana beliau bertemu dengan (Alm) Hadrotus Syaikh KH. Abdul Djalil Mustaqiem sekitar tahun 80 an di Pondok Pesantren PETA (PESULUKAN THORIQOH AGUNG) dengan Thoriqoh Syadziliyah yang berada dijantung kota Tulungagung, persisnya sebelah barat Alon-Alon. Singkat cerita, beliau (Mbah Gholib,red)diminta oleh Kyai Djalil untuk mengembangkan ilmunya dengan membuka Padepokan Pencak Silat yang diberi nama PORSIGAL. Dimana dalam PORSIGAL ini terjadi perpaduan atau penggabungan dari ilmu jurus-jurus yang selama ini ditempuh oleh Mbah Gholih mulai dari ujung kulon (Banten) sampai ujung timur (Banyuwangi)maka muncullah nama Garuda Loncat, yang artinya meloncat-loncat/berpindah-pindah setelah Khatam dalam mencapai suatu ilmu dan pindah lagi untuk mencapai ilmu yang lainnya.Perkembangan dalam penyebaran Padepokan Porsigal ini sebenarnya sudah meluas sampai ke luar Jawa, namun banyak santri/murid yang enggan untuk mendaftarkan Padepokan PORSIGAL ini ke IPSI daerah setempat, sehingga kita susah untuk mendeteksinya. 

MAKNA LAMBANG PORSIGAL

WARNA DASAR KUNING GADING

Berarti, bahwa PORSIGAL dengan semangat yang tinggi, selalu menumbuhkan perasaan cinta damai, mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman dunia, berusaha membebaskan fakir-miskin dan kaum lemah sesama hidup dari berbagai penderitaan, sebagai pengejawantahan dari sesanti: “MAWAYU RAHAYU HARJANINGRAT, NGRUWAT POPO CINTROKO NING SAMI”.
Dalam misinya yang demikian, PORSIGAL berpendirian bahwa “Mencintai” Pencak Silat mendarah mendaging (HAMBALUNG SUMSUM) bukan saja Pencak Silat sebagai kekayaan Budaya Bangsa yang harus dilestarikan, tetapi lebih dari itu Pencak Silat sebagai sarana mencapai nilai kemanusiaan yang lebih tinggi, berbudi luhur, lemah lembut pekertinya dan penuh cinta kasih kepada sesama.


WARNA MERAH DARAH / MERAH HATI

Berarti, bahwa PORSIGAL disamping menumbuhkan dan membina terus semangat dan kegagahan serta kekuatan jasmani (raga) harus pula mengutamakan OLAH BATHIN dan OLAH NOLO (HATI); karena justru hatilah hakikat kepribadian manusia sejati.


WARNA HITAM


Berarti, bahwa PORSIGAL harus memiliki kekuatan dan kebulatan tekad untuk melaksanakan prinsip:

“ TITI, TOTO, TATAG, TUTUG, TANGGON”

dalam menekuni Pencak Silat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan kemanusiaan dalam menghadapi tantangan kehidupan serba neka ragam coraknya.


SAYAP GARUDA BERWARNA KUNING, MENGAPIT BOLA DUNIA

Merupakan penggambaran asas:

“GARUDHO HANGRANGSANG BAWONO”

Rajawali yang siap menguasai jagad raya, adalah penggambaran sifat dan sikap gelora jiwa muda yang penuh kegagahan dan keberanian, penuh vitalitas, selalu siap menghadapi tantangan kehidupan tanpa rasa takut, rasa khawatir dan kecil hati, semata-mata karena percaya diri Sebagai hamba Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa untuk Murbo Waseso Dunia (Khalifah Allah di muka Bumi).


CAKRA BERMATA DELAPAN YANG MERUPAKAN ARAH DELAPAN MATA ANGIN

Merupakan penggambaran asas “ ASTHO MULAT” (delapan sudut pandang / delapan dimensi) yang berarti, bahwa setiap warga besar PORSIGAL pada peringkat atau tahap/ tingkat tertentu dalam pengendapan kejiwaan, diharapkan telah memiliki pandangan/ wawasan luas baik tentang kehidupan persilatan maupun tuntutan kehidupan di masyarakat dan dunia ramai.
Setiap mata cakra bercabang 3 (tiga) artinya, di dalam memahami dan memasuki pergaulan dunia yang luas, ilmu silat yang dimiliki harus dijabarkan dengan prinsip TETELUNING ATUNGGAL (TRILOGI) yakni keseimbangan Olah Jasad / Jasmani, Olah Nalar (Inthidhar, akal fakir) dan Olah Nolo (Hati, kalbu) atau keseimbangan antara “ CIPTO, ROSO, KARSO atau KARYO” sehingga indah seperti kuncup bunga yang hendak mekar, menawan hati.



NYALA API LIMA BERWARNA PUTIH, MEMBENTUK RANGKAIAN HURUF ARAB BERBUNYI “ALLAH” DENGAN MASING-MASING HURUF BERUJUNG TIGA

Merupakan gambaran asas:

“ CIPTO JATI HAROSO TUNGGAL”

(Hakikat menyatunya diri dengan Sang Pencipta, menyatunya makhluk dengan Khaliqnya) yang artinya pada peringkat tertentu setiap warga PORSIGAL akan mencapai pengendapan kejiwaan yang khusu’, tenggelam dalam berdzikir dan selalu muqorobah dengan diiringi semangat tafakur (berfikir tentang Kebesaran Allah SWT) dengan sepenuh kesucian niat dan hati, merupakan perwujudan / praktek penghayatan dan pengamalan secara hakiki jiwa Pancasila dengan hiasan pribadi yang penuh IMAN, ISLAM dan IHSAN.



SENJATA TRISULA

Berarti, bahwa PORSIGAL dengan berbekal ilmu silat dalam berbagai dimensinya, selalu siap siaga membela negara, bangsa dan agama Sebagai Satria Pinuji, dengan landasan kebenaran, keadilan dan kesucian.
Pada sisi lain, TRISULA tersebut menggambarkan semangat melakukan pembelaan umum dengan sesanti:

“SURO DIRO JOYONINGRAT miwah JOYO-JOYO KAWIJAYAN ing tembe LEBUR DENING KASUDIBYAN; SUDIBYANING LELABUHAN, LABET LABUH, LELADI PROJO HAMBENGKAS RUBEDANING SAMI, HANGRUKEBI AGOMO AGEMING AJI”.


LIMA WARNA DOMINAN DALAM LAMBANG (MERAH, KUNING, HIJAU, PUTIH, HITAM)

Merupakan penggambaran 5 (lima) asas Kepribadian PORSIGAL dalam segala suasana dan cuaca, dalam segala tempat dan keadaan, yakni setiap warga besar PORSIGAL harus selalu berusaha untuk menjadi manusia taqwa yang berkualitas dengan mendasari pribadi pada sikap dan sifat pinuji:
• Ngobah Mosikake Saliro;
• Ngolah Kridhaning Nalar;
• Hamanjing Ajur-ajer;
• Tepo Seliro;
• Mandireng Pribadi.
Yaitu aktif dan kreatif, SUPEL dalam BERGAUL tetapi TEGAS dalam PRINSIP, memiliki toleransi dan sikap tenggang rasa yang tinggi dan selalu percaya diri pribadi semata-mata s
ebagai hamba Allah SWT yang harus mandiri.

Pencak silat SIWAH


Perguruan Seni Beladiri Pencak silat SIWAH
PUSAT BATUPHAT TIMUR LHOKSEUMAWE - NAD

Untuk mengantisipasi tindak kejahatan yang kian marak saat ini, persiapkan putra / putri anda dengan beladiri komplit ( lengkap ) yang mengajarkan 2 metode beladiri sekaligus:
1.Beladiri fisik PENCAK SILAT SIWAH yang mempergunakan semua anggota tubuh untuk dijadikan Alat bela diri
2. Bela diri metafisik TENAGA DALAM SIWAH yang mempergunakan tehnik pernapasan yang akan memunculkan bioenergi yang berfungsi untuk bela diri dan meningkatkan kesehatan. perguruan SILAT SIWAH tidak menggunakan metode RITUAL PEMUJAAN, SESAJEN dan AMALAN TERTENTU tetapi menggunakan metode OLAH RAGA.
Jadwal latihan PENCAK SILAT SIWAH setiap hari KAMIS dan SABTU jam.16:30(siap shalat ashar).
DI KANTOR CAMAT MUARA SATU JL.RANCONG SP.4 BATUPHAT TIMUR.
Cabang ujong pacu latihan setiap hari rabu dan jum’at sore jam.16 30(siap shalat ashar)

Khusus untuk anda yg berumur 30 THN keatas Pria dan Wanita,ikuti program latihan
PERNAPASAN(TENAGA DALAM SIWAH)
Yang berguna untuk meningkatkan kebugaran, Stamina dan kesehatan (BELA DIRI METAFISIK) Latihan setiap
HARI MINGGU PAGI DIPANTAI RANCONG JAM 7:00 PAGI. Tempat pendaftaran dan informasi lebih lanjut hubungi:TOKO RATA SAGOW ENTERTAINMENT JLN.RANCONG Sp.4 BATUPHAT TIMUR HP.08126968849.EMAIL:taufik.akbar07@yahoo.co.id

METODE KONSTRUKSI UNTUK MERANGKAI GERAK DEMI GERAK


•KUMPULKAN GERAK-GERAK POKOK
•RANGKAIAN GERAK –GERAK POKOK MENJADI KALIMAT ATAU JURUS BUAT GERAK TRANSISI
•RANGKAIAN JURUS DEMI JURUS DENGAN MEMASUKKAN GERAK TRANSISI
•DALAM MERANGKAI JURUS DEMI JURUS PEDOMANI BENTUK DISAIN YANG DIBUAT
•ANDAI ADA PENGULANGAN BENTUK MOTIF,GERAK ATAU JURUS JANGAN DALAM WAKTU YANG BERDEKATAN,LEBIH BAIK SAAT PENGULANGAN DILAKUKAN VARIASI GERAK ATAU PEMECAHAN STRUKTUR GERAK
•ACTION (GERAKAN SERANGAN,BELAAN SEPERTI BERTENAGA GAYA)

PENGERTIAN RANGSANGAN


• RANGSANGAN DALAM KOREOGRAFI ADALAH SUATU IMAJINASI YANG
MUNCUL AKIBAT SESUATU
• APAKAH AKIBAT MELIHAT BENTUK GERAK ATAU JURUS PENCAK
SILAT YANG ADA (KINETETIS)
• ATAU AKIBAT MELIHAT BENTUK ALAM,BINATANG YANG
BERGERAK,ATAU MANUSIA YANG BERGERAK (VISUAL)
• ATAU AKIBAT MENDENGAR IRAMA MUSIK,IRAMA AIR YANG
MENGALIR,IRAMA DERU MESIN DSB (AUDIO)
• INILAH YANG MENYEBABKAN SEORANG PENATA SILAT TIMBUL
INSPIRASINYA UNTUK MENGGARAP SEBUAH KARYA PERMAINAN
PENCAK SILAT
• INSPIRASI VISUAL DAN KINETETIS SANGAT PERLU
DILAKUKAN,APALAGI BAGI SEORANG PENATA YANG BELUM KAYA
DENGAN PERBENDAHARAAN GERAK DASAR PENCAK SILAT
• USAHA YANG LEBIH BAIK ADALAH USAHAKAN LEBIH SERING
MENONTON ORANG DALAM BERMAIN PENCAK SILAT,BAIK MELALUI
LIVE ATAU MEMUTAR VIDEO TENTANG PENCAK SILAT AGAR ADA
APRESIASI YANG TINGGI TERHADAP BENTUK-BENTUK GERAK PENCAK SILAT 4

CARA MENGKOREOGRAFIKAN SEBUAH PERMAINAN PENCAK SILAT

• HARUS MEMILIKI IDE (IDE GERAK ,IDE PERMAINAN ,IDE
CERITA)
• HARUS MELALUI RANGSANGAN ATAU STIMULUS
(VISUAL ,KINETETIS ,AUDIO)
• MENGUMPULKAN BAHAN DASAR VOCABULARY GERAK
(PERBENDAHARAAN GERAK)DARI JURUS YANG TELAH
ADA
• MENGOLAH ATAU MENGEKSPLORASI GERAK
(MELAKUKAN PENJELAJAHAN GERAK)
• MENENTUKAN BENTUK-BENTUK GERAK YANG AKAN
DISUSUN
• MEMBUAT DISAIN SEPERTI DINAMIK ,RUANG,LANTAI
DAN DRAMATIK
• TERAKHIR ADALAH MERANGKAI MENJADI SEBUAH PERTUNJUKAN
ATAU PERMAINAN PENCAK SILAT DENGAN METODE KONSTRUKSI

ARTI KOREOGRAFI BAGI PENCAK SILAT

•ADALAH PENCIPTAAN GERAK MENJADI SEBUAH BENTUK PERMAINAN PENCAK SILAT YANG DISUGUHKAN ,APAKAH UNTUK PERORANGAN ,BERPASANGAN ,KELOMPOK DAN BERCERITA (BERTEMA)
•PENATAAN GERAK ATAU PENYUSUNAN GERAK(JURUS)DALAM PENCAK SILAT ,SEHINGGA PENCAK SILAT TERSEBUT MENJADI SEBUAH RANGKAIAN GERAK YANG UTUH UNTUK DI SAJIKAN DALAM BENTUK PERMAINAN

BIOGRAFI PENDIRI PENCAK SILAT SIWAH


ABU TAUFIK AKBAR lahir di Sigli(Aceh pidie) 7 mei 1972,sekarang bertempat tinggal di Batuphat Timur Dusun A kota Lhokseumawe. Pada usia 12 tahun (kelas 1 smp) beliau mulai berlatih pencak silat di perguruan BETAKO SIKATSU GAJAH PUTEH asuhan Ustad Yusuf, perguruan ini muridnya adalah remaja mesjid Nurul Hidayah komplek perumahan Meusara Agung Aceh Besar.Kemudian bergabung dengan Perguruan Pencak Silat SURYA WIJAKSANA asuhan bapak Bakhtiar (almarhum).
ABU TAUFIK AKBAR pernah mendapatkan predikat pesilat terbaik se Aceh besar untuk usia remaja (SMP).kemudian ABU TAUFIK AKBAR juga mendapat bimbingan dengan Pak Saleh (almarhum) beliau adalah salah seorang pengembang Pencak Silat Di Aceh Besar beliau mengasuh perguruan MERPATI PUTIH .
Untuk menyempurnakan seni beladiri,ABU TAUFIK AKBAR melengkapi pencak silatnya dengan ILMU TENAGA DALAM dengan bergabung dan menimba ilmu dengan Pak Jufri Nyak Leman (almarhum) beliau guru besar Perguruan Seni Bela Diri Tenaga Dalam LENCANA SAKTI .ABU TAUFIK AKBAR mendalami tenaga dalam sampai selesai .Jabatan terakhir di koordinator pelatih dan koordinator DIKLAT LENCANA SAKTI .
Karena dalam keseriusannya ABU TAUFIK AKBAR dalam seni bela diri pencak silat beliau membuka perguruan SENI BELA DIRI PENCAK SILAT SIWAH yang berpusat di Batuphat Timur .prediket terakhir yang di peroleh oleh ABU TAUFIK AKBAR adalah Pelatih dan Juri SILAT SENI TINGKAT NASIONAL (bersertifikak) pada Desember 2007.
Sekarang ABU TAUFIK AKBAR adalah pendiri sekaligus Pendekar Utama Perguruan Pencak Silat SIWAH ANGGOTA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA
Salem ta`jim keu guree – guree lon tuan
1.USTAD YUSUF ADIK (GURU SILAT BETAKO SIKATSU GAJAH PUTEH)
2.BAPAK BAKHTIAR (ALMARHUM) GURU PPS SURYA WIJAKSANA
3.BAPAK SALEH (ALMARHUM) DEWAN PENDEKAR IPSI ACEH BESAR
4.BAPAK JUFRI NYAK LEMAN (ALMARHUM) GURU BESAR TENAGA DALAM LENCANA SAKTI

Tunggal Hati Seminari


Tunggal Hati Seminari
Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan logo.jpg
Lambang Seminari Menengah Mertoyudan, asal mula tumbuhnya THS
Latian THS.jpg
Latihan para pesilat THS
Juga dikenal sebagai THS
Pencipta Rm. Hadi,Pr. dan Rm. Sandharma Akbar,Pr.
Tunggal Hati Seminari adalah sebuah aliran dari bela-diri Indonesia, pencak silat yang bernafaskan agama Katolik, didirikan oleh 7 dewan pendiri, termasuk Rm. Hadi,Pr. dan Rm. Sandharma Akbar,Pr.[1] Aliran ini memiliki motto Pro Patria et Ecclesia yang berarti perjuangan demi bangsa dan gereja dan memiliki semboyan perjuangan, Fortiter in Re Suaviter in Modo yang berarti kokoh dalam pendirian namun lembut cara mencapainya.[1] Dengan kata lain, sikap yang mau ditampakkan yaitu sikap berani, ulet dan rendah hati.[1]

Daftar isi

Sejarah Pembentukan THS-THM


Seragam para pesilat THS
Latihan pertama pencak silat tunggal hati seminari diadakan pada tahun 1983 di Seminari Petrus Kanisius Mertoyudan, diajarkan oleh Frater Hadiwijoyo.[2] Saat itu, latihan sama dengan latihan pencak silat pada umumnya: langkah, pukulan, dan tendangan. Awalnya ada 90 orang seminaris bergabung.[2] Namun, seiring berjalannya waktu semakin berkurang tinggal 11 orang yang tekun berlatih, padahal 1 tahun lagi Frater Hadiwijoyo akan ditahbiskan dan hal itu berarti ia tidak lagi bertugas di Seminari.[2] Maka, saat liburan tiba, ia mengajak ke-11 seminaris tersebut untuk mengadakan retret rohani sekaligus mematangkan gerakan pencak silat.[3][2] Frater Hadiwijoyo mengajak para seminaris berjalan kaki dari Kentungan menuju Kaliurang, di lereng Gunung Merapi.[2]Sampai di Kaliurang, mereka mengolah rohani dan mematangkan gerak pencak silat. [2] Pada liburan berikutnya, Frater Hadiwijoyo mengajak para seminaris ke Pantai Parangtritis.[2] [4] Di sinilah tercipta jurus-jurus otentik seminari yang dikreasi sendiri oleh para seminaris.[4][5] Jurus-jurus ini menggunakan gerak abjad A sampai Z.[4] Tanggal 4 Juli 1984, Frater Hadiwijoyo ditahbiskan menjadi imam dan ditugaskan di Paroki Santo Fransiskus Xaverius Tanjung Priok, Jakarta Utara.[4] Di sini, Romo Hadiwijioyo prihatin melihat kaum muda yang enggan beraktivitas di gereja.[4] Diapun memanggil para seminaris untuk melatih mereka pencak silat.[4] Beladiri ini dijadikan sarana untuk aksi panggilan, sebuah kegiatan untuk mempromosikan seminari kepada kaum muda.[4] Seiring berjalannya waktu, para seminaris mengusulkan agar dibuat sebuah organisasi resmi.[4] Akhirnya, tanggal 10 November 1985 – tepat peringatan Hari Pahlawan dan tahun 1985 sebagai Tahun Pemuda Internasional – diresmikanlah di Gelanggang Remaja Jakarta Utara berdirinya Organisasi Beladiri Pencak Silat Katolik Tunggal Hati Seminari.[3] Syukur kepada Tuhan, anggota yang tercatat berjumlah 223 orang Organisasi Beladiri Pencak silat Katolik Tunggal Hati seminari (THS).[4] Tujuan organisasi ini adalah menyatutunggalkan hati dengan panggilan para seminaris.[4] Satu tahun kemudian, 10 November 1986, diresmikan Tunggal Hati Maria (THM) untuk perempuan.[4] Awalnya, wadah ini menjadi salah satu sarana aksi panggilan, namun akhirnya berkembang menjadi alat kerasulan khas dari bumi Indonesia.[4]

Perkembangan THS

Memasuki tahun 1987, jumlah anggota THS-THM sudah mencapai lebih dari 2300 orang yang tersebar di kota-kota Jakarta, Yogyakarta, Surakarta, Wonogiri, Muntilan, Bandung, Lampung dan Banjarmasin.<ref name = "ref1"/>Organisasi ini memiliki jalur koordinasi mulai dari tingkat pusat hingga di daerah-daerah.<ref name = "ref4"/> Di pusat terdapat Koordinatorat Nasional yang berkedudukan di Jakarta.<ref name = "ref4"/> Di bawahnya terdapat distrik-distrik yang mengikuti wilayah keuskupan.<ref name = "ref4"/> Sementara di tingkat paroki terdapat ranting organisasi THS.<ref name = "ref4"/> Selain itu, ada pula unit latihan khusus, misal di sekolah-sekolah atau pendidikan tinggi.<ref name = "ref4"/> Sampai sekarang, THS-THM terus berkembang seiring dengan bertambahnya waktu, bahkan merambah hingga negara-negara tetangga, seperti Timor Leste.<ref name = "ref1"/><ref name = "ref4"/>

Asas

Tunggal Hati Seminari dan Tunggal Hati Maria berasaskan Pancasila dan beriman Katolik

Sifat

Kehidupan dan hubungan dalam THS-THM bersifat kekeluargaaan, persaudaraan, kebersamaan dan kesetiakawanan dengan semangat Katolik.[1]

Kemandirian

Organisasi THS-THM dibentuk oleh rohaniwan Katolik dan kaum awam Katolik secara mandiri dengan tidak berafiliasi pada salah satu organisasi politik manapun[1]

Tujuan

  1. Membina dan mengembangkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sikap mental, nilai-nilai dan tingkah laku yang baik sehingga setiap anggota THS-THM menemukan kepribadian/jatidirinya sendiri dalam beriman Katolik.[1]
  2. Membina dan mengembangkan aspek olahraga, beladiri pencak silat, mental spiritual, kebangsaan, seni budaya dan kesehatan dalam menuju masyarakat yang berbudi pekerti luhur sebagai sarana pembangunan manusia seutuhnya.[1]

Fungsi

THS-THM berfungsi sebagai wadah perjuangan kaum awam Katolik untuk mencapai tujuan organisasi dan pembinaan bagi anggota-anggotanya.[1]

Tugas Pokok

  1. Mengusahakan agar THS-THM beserta nilai-nilainya dapat menjadi sarana untuk membangun manusia seutuhnya yang berketahanan jasmani dan rohani, mampu membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan gereja.[1]
  2. Memantau, menampung, menyalurkan serta memperjuangkan terwujudnya aspirasi seluruh jajaran THS-THM.[1]
  3. Merencanakan dan mengembangkan THS-THM beserta nilai-nilainya untuk meningkatkan kemajuan sosial ekonomi, budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi.[1]
  4. Menggali, melestarikan, mengembangkan serta memasyarakatkan kesenian yang berkembang dalam masyarakat Indonesia khususnya Pencak Silat sebagai karya nyata yang memperkaya seni budaya nasional dan sumbangan bagi seni beladiri universal.[1]

Semboyan

Semboyan THS-THM adalah Pro Patria et Ecclesia yang berarti Untuk Tanah Air dan Gereja.[1]

Motto

Motto perjuangan THS-THM adalah Fortiter In Re, Suaviter In Modo yang berarti kokoh kuat dalam prinsip, luwes lembut cara mencapainya.[1]

Janji Prasetya

Dengan kemauan sendiri dan itikad baik saya menyatakan: bersedia menjadi anggota Organisasi Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria dengan segala tanggung jawabnya.[1] Apabila saya melanggar ketentuan yang telah digariskan oleh organisasi maka saya bersedia dikeluarkan dari organisasi.[1] Maka saya berjanji:
  1. Bersedia menjadi pribadi yang rendah hati[1]
  2. Berani menjaga, membela dan mengembangkan nama baik Organisasi[1]
  3. Taat dan setia sampai mati bagi Gereja Katolik Roma[1]
  4. Bersedia taat dan patuh kepada orang tua[1]
  5. Menghayati dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945[1]
Semoga Tuhan Yesus dan Bunda Maria berkenan memberkati Janji Prasetya saya ini, Amin.[1]
Janji Prasetya ini wajib dikumandangkan oleh semua anggota pada setiap kegiatan THS-THM.[6]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v "Tunggal Hati Seminari". Universitas Atma Jaya. Diakses tanggal 30 April 2014.
  2. ^ a b c d e f g "Tunggal Hati Seminari". Paroki Santa Maria Regina. Diakses tanggal 30 April 2014.
  3. ^ a b "Tunggal Hati Seminari". thscc.com. Diakses tanggal 30 April 2014.
  4. ^ a b c d e f g h i j k l "Tunggal Hati Seminari". Hidup Katolik. Diakses tanggal 30 April 2014.
  5. ^ "Tunggal Hati Seminari". Kedaulatan Rakyat. Diakses tanggal 30 April 2014.
  6. ^ http://agnesoktaviany.blogspot.com/2013/08/janji-prasetya-tunggal-hati-seminari.html

Riksa Budi Kiwari


Pada mulanya adalah sebuah Perguruan Pencak Silat Budi Kiwari yang diprakarsai oleh Alm. Adibrata "tidak diketahui tahun kelahirannya" diturunkan kepada anak-anaknya "termasuk Bpk. Rachmat Hidayat; pemeran tokoh Mat Peci" dan kemudian secara alamiah ilmu bela diri ini turun kepada anak-cucunya.

Tidak seperti perguruan lain yang kebanyakan merupakan organisasi mapan yang terbuka terhadap dunia luar, perguruan pencak silat Budi Kiwari terbatas pengembangannya di lingkungan keluarga saja. Inilah yang menjadi sebab Budi Kiwari kurang dikenal khalayak banyak. Namun, sejak Budi Kiwari dibawa dari tempat kelahirannya di Bandung oleh Alm. Adibrata sendiri ke daerah Bojongkunci Kabupaten Bandung. Di sinilah kemajuan baru dimulai, Budi Kiwari dapat membuka diri terhadap masyarakat luas, meskipun masih dibatasi.

Baru sekitar tahun 1982 setelah salah satu cucu murid Alm. Adibrata "Ujang Jayadiman" dapat meraih medali emas PON dan medali perak Kejuaraan Dunia pertama pada tahun sebelumnya, Budi Kiwari mempunyai prestasi tersendiri di sekitaran Bandung dan Kabupaten Bandung. Banyak orang ketika itu ingin mempelajari seni bela diri pencak silat ala Budi Kiwari. Namun karena Budi Kiwari masih dirasa sulit membuka diri lebih jauh, Ujang Jayadiman sebagai cucu murid yang mempunyai keinginan besar untuk mengembangkan pencak silat Budi Kiwari kepada masyarakat, mulai memprakarsai sebuah perguruan baru yang diadopsi dari dua perguruan tempatnya dulu menempa diri.

Riksa Diri, adalah perguruan silat yang menjadi dermaga ke dua Ujang Jayadiman dalam mempelajari ilmu silatnya dan memberikan andil cukup besar dalam keberhasilan mendapatkan medali emas PON dan medali perak pada Kejuaraan Dunia pertama di Jakarta. Atas dasar restu dari guru besar perguruan pencak silat Riksa Diri, Ujang Jayadiman diberikan hak untuk mengambil nama Riksa untuk digabungkan dengan Budi Kiwari dengan kewajiban menjaga nama baik dan melestarikan seni budaya bela diri pencak silat agar tidak tergerus perubahan jaman.

Dengan restu dari kedua guru besar dan keyakinan penuh, Ujang Jayadiman kemudian mendirikan Perguruan Pencak Silat RIKSA BUDI KIWARI yang terbuka bagi khalayak masyarakat dan menjadikannya sebuah organisasi masyarakat yang mapan yang berpusat di Desa Bojongkunci, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat - Indonesia.

Sampai saat ini Riksa Budi Kiwari telah menghasilkan banyak atlet berprestasi baik di level Daerah, Nasional maupun Internasional. Selain itu, Riksa Budi Kiwari telah banyak membuka cabang di berbagai daerah, sebut saja Daerah Bandung sendiri, Banten, Jawa Tenga, Sumatra dan lain-lain.

(Chandra Gupta, S.Fil.I)

HASDI


Keluarga HASDI atau Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia didirikan di Jember – Jawa Timur- Indonesia, pada tanggal 14 April 1961 oleh Bpk. R.S. Hasdijatmiko di usia 21 tahun (lahir pada tanggal 14 April 1940 dan wafat pada 10 Nopember 1999). Pak Hasdi, demikian biasa beliau dipanggil, juga dipercaya menjadi Ketua IPSI se-ex Karesidenan Besuki . Berarti di usia yang masih belia yaitu 21 tahun beliau telah dikenal dedikasi dan kemampuannya dalam membawa IPSI dan mengajak Perguruan Silat untuk mau menjadi anggota IPSI (karena pada saat itu banyak perguruan silat yang tidak mau menjadi anggota IPSI). Amanat yang diemban beliau untuk memimpin IPSI se-ex Karesidenan Besuki sampai pada tahun 1975(14 tahun). Dan Sebagai Ketua IPSI Kabupaten Jember mulai tahun 1979 sampai 1989 (10 tahun). Mungkin sebuah rekor tersendiri, usia belia (21 th) dan terlama (24 th).

Selama menjadi Ketua IPSI salah satu yang sampai sekarang tetap di jalankan atas ide dan inisiatif beliau adalah long march th.1969 Jember-Tanggul-Jember oleh 13 Perguruan Silat plus SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani, yang waktu itu pelatih silatnya adalah mas Budi Supriyanto). Long march ini adalah cikal bakal diadakannya Gerak Jalan Tajemtra (Tanggul Jember Tradisional) yang pada waktu itu bupatinya Bapak Abdul Hadi dan Ketua KONI Bapak Abdul Rajak. 1971 diresmikan Tajemtra oleh Bupati Abdul Hadi, 1972 menjadi Tajemtra 'Mahmudi Cup' (nama korban yang tewas dalam tajemtra).

Tehnik – tehnik Silat Keluarga HASDI bersumber dari Bapak RS Hasdijatmiko sendiri yang didapat dari pengalaman dan pengetahuan beliau. Bukan merupakan penggabungan dari berbagai aliran seperti yang dilakukan beberapa Perguruan Silat lainnya sehingga dapat dikatakan Tehnik- tehnik Keluarga HASDI asli atau orisinil, ditujukan untuk kepentingan mem-Bela Diri demi Ibadah. Ragam Tehnik Silat Keluarga HASDI tersusun secara terarah dan sistematis (terdapat di Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga), tangan kosong maupun bersenjata;

1. Silat Dasar Raja (Kong Pe),
2. Silat Dasar Putri,
3. Silat Dasar Merak,
4. Silat Dasar Garuda,
5. Silat Dasar Bangau,
6. Silat Dasar Harimau,
7. Silat Dasar Bima Sakti,
8. Silat Dasar Mliwis,
9. Silat Dasar Katak (Homokang),
10. Silat Dasar Lebah Hitam,
11. Silat Dasar Teratai,
12. Silat Dasar Pendeta,
13. Silat Dasar Naga (Han Liong),
14. Silat Dasar Yang Liu
15. Silat Dasar Kong Ciak
16. Dan Gerak – gerak Silat Berpasangan

Selain Tehnik Silat, di Keluarga HASDI juga dipelajari Tehnik Pernapasan. Dalam kurun waktu tertentu diadakan ujian kenaikan tingkat.

Dalam melakukan pengembangan Perguruan, Keluarga HASDI terbilang sangat selektif . Penguasaan Tehnik Gerak Silat menjadi salah satu unsur utama yang dijadikan dasar pemilihannya. Karena penguasaan Tehnik Gerak Silat adalah sarana untuk menjaga pakem atau keaslian. Mas Budi Supriyanto diberi kepercayaan untuk membuka Cabang Keluarga HASDI di Gresik pada tahun 1971 (sekarang dipimpin oleh Mas Ainul Musyafak sebagai Ketua Cabang) dilanjutkan di Tuban pada tahun 1992 (sekarang dipimpin oleh Mas Muchibin sebagai Ketua Cabang), di Yogyakarta tahun 1990 oleh Haris Subrata, dan Surabaya tahun 1994 oleh Age Priambodo sekaligus sebagai Ketua Cabangnya. Selepas wafatnya Guru dan Pendiri (10 Nopember 1999) di Jember diteruskan oleh Bagus Djati Santigi (putra Pak Hasdi) sebagai Ketua Umum Pusat. Generasi kedua inilah yang sekarang mewarisi amanah dan semua pakem tehnik silat Keluarga HASDI.